Selasa, 24 Maret 2009

CERITA “SI-GA..GA..GAP” SUKSES


Kalo ngomong soal sales, rata-rata orang pasti bilang bahwa seorang sales haruslah pandai berbicara. Yah, saya dulu juga berpikir seperti itu.. Namun dari cerita berikut, ternyata anggapan saya tidak sebetulnya benar. Cerita ini mungkin bisa menjadi inspirasi bagi anda, ataupun motivasi bagi anda yang bergerak di bidang marketing, jual menjual sesuatu, “jual diri” kalo istilah yang sering saya pakai ketika membangun bisnis.

Di sebuah perusahaan penjualan buku di Jakarta, ketika pengumuman tentang track record penjualan, semua orang terkejut. Sales dengan record penjualan buku terbanyak ternyata dipegang oleh A, seorang sales yang gagap. Semua orang pada bingung. gimana mungkin seorang yang gagap bisa menjual buku paling banyak, sedangkan dalam perusahaan itu banyak sekali sales-sales yang pintar bicara. Akhirnya seorang sales yang bernama B, yang normal bicaranya, sangat penasaran bertanya pada Sales A yang gagap ini bagaimana resep dia bisa menjual begitu banyak buku.

B : “Bapak A, kalo boleh tau, bagaimana Anda bisa menjual begitu banyak buku?”

A : “Saya melakukan seperti yang diajarkan di training yang perusahaan adakan kemarin. Yang teman-teman kita ikutin juga, cara saya tidak beda dengan yang kamu lakukan.”

B : “Ahhh..gimana mungkin? Saya melakukan hal yang sama, namun penjualan buku yang saya dapatkan jauh di bawah kamu. Coba tolong ceritakan apa-apa saja yang kamu lakukan.”

A : “Yah, begini ceritanya. Saya datangin banyak rumah-rumah. Saya ketuk pintunya.. Ketika pintu rumah terbuka dan pemilik rumah muncul. Saya bilang “Se.. se…selamat Si…ang bu… Saya. ma.. mau..bagi..informasi… Sa…saya..jual ..bu..buku..bagus bu… Sa.. saya… ba..bacakan… dulu… a..atau…ibuu..langsung… be…belii……

Nah, itu saja resepnya bagaimana seorang yang gagap bisa menjual banyak buku.. Saya ketika mendengar cerita ini, saya senyum.. Ternyata kelemahan seseorang bisa menjadi kelebihan bagi orang tersebut, yang penting bertindak selalu… Banyak orang yang gagal karena terlalu atau selalu fokus pada kelemahan mereka.. Fokuslah pada kekuatan anda, toh yang kuat kuat kan asyik…hehehe… Dari beberapa buku yang saya baca, Seorang sales yang bagus bukanlah hanya seorang pembicara yang baik, melainkan lebih pada seorang pendengar yangBaik.

HA..ha..hati setelah membaca ini anda jadi gaGAp..!!!


.

CERITA PENGEMIS


Wah.. Jumpa lagi.. semalam makan pecel lele di warung tenda. Makanannya sih enak, bikin lidah bergoyang. Lagi asyik makan, muncul seorang peminta. Saya melirik. Wah, peminta atau pengemis ini sudah lama saya gak jumpai. Pertama kali jumpa pengemis ini 13 tahun lalu. Waktu itu profesinya pengemis juga. Sekarang juga. Wah, konsisten, komitmen dan fokus juga nih ibu pengemis. Yah,kalo memang kita fokus, komitmen, konsisten, pasti akan meraih apa yang kita inginkan. Bidang apapun itu. Nah, ketemu lagi ibu ini, saya jadi ingat sebuah cerita tentang pengemis. Berikut ceritanya…

Seorang anak muda lagi ada tugas kuliah, kerja praktek gitu lah, untuk mensurvey kehidupan pengemis. Anak muda ini melakukan kunjungan lapangan ke rumah salah seorang pengemis dan melakukan tanya jawab.

Anak muda : “Pak, boleh saya mewawancarai bapak?”

Pengemis : “Boleh Nak, Silahkan..”

Anak muda :”Bapak sudah berapa lama mengemis?”

Pengemis :”Wah, sudah lama sekali Nak, sudah 40an tahun lebih, kalo sekarang sih saya dah pensiun jadi pengemis. Saya dulu mengemis terpaksa Nak. Untunglah anak-anakku sekarang dah bisa mandiri, dah bisa cari uang sendiri.”

Anak Muda :”Wah, hebat donk Pak. Ngomong-ngomong, anak Bapak ada berapa? dan anak bapak kerja dimana aja?”

Pengemis : “Anak saya ada 3. Anak yang pertama di Bank Indonesia, yang kedua di Bank Panin, dan yang ketiga di Universitas Indonesia.”

Anak Muda :”Wah, hebat banget Pak. Gak nyangka juga ya, anak-anak Bapak Luar Biasa sekali. Bisa kerja di tempat-tempat bergengsi. Yang pertama di bagian apa di BI? Yang kedua di bagian apa di Panin? dan yang ketiga masih kuliah di UI ya Pak?

Pengemis :”Apanya yang hebat!… Mereka tuh ngemis juga… di pinggir jalan depan kantor-kantor itu..”

Anak muda : “OOoooooooooooooooo………….”

Anak muda ini terkesima…

Yah, cerita ini kategori cerita apa ya? cerita motivasi kayaknya bukan. Cerita hikmah? ehmm…atau cerita bijak?? cerita lucu? Ya, silahkan berkomentar masuk kategori apa.




gW udAh NgApaiN



Hidup di dunia yang isinya 6 milyar orang lebih, harus siap untuk dinilai kapanpun dimanapun oleh ke-6 milyar orang tersebut. Setuju tak?

Hari ini, genap 20 tahun, yang banyak terpikir adalah,
"20 tahun gw ngapain aja ya...kok gak brasa.."
Dari pemikiran tersebut, muncul pikiran2 lain, seperti..
"Apakah gw telah menjadi orang yang baik2 saja di mata orang pada umumnya?"
Trus mikir,
"Kenapa harus ikut2an jadi umum sih?"
dan berbagai macam pikiran semacam itu..
Pikiran2 yang sebenernya bisa dibilang gak menghargai diri sendiri, karena secara gak langsung, saya berpikir apa yang 6 milyar orang lain pikir tentang saya..
Saya tidak berpikir tentang saya sendiri inginnya menjadi seperti apa..?

Sebagai manusia yang terlahir dengan need for affiliation yang tinggi, gak bisa hidup sendiri, senang berada di antara manusia-manusia lainnya, saya terbiasa untuk menjadi dua hal. Pertama, ingin diperhatikan. Dua, ingin memerhatikan. Cuma, kebiasaan ini membuat saya menjadi tidak fokus terhadap diri saya sendiri. Ya itu tadi, sibuk untuk berpikir "Apa yang orang lain lihat dari saya" dan "Apa yang harus saya perhatikan dari orang lain".

Hari ini saya dikasih tau oleh seorang sahabat,
"You have to be more focused, try to build your need for achievement, especially for yourself.."

Sebenernya udah tau, cuma ya sebatas tau, gak sampe motorik. Hehehe...
Denger dari orang lain, sahabat sendiri pula, nyesek juga... Ego-nya langsung kesentil...
Tapi, seperti yang biasa sahabat saya lakukan, yaitu mengerti saya... Ya, nasehatnya kali ini (seperti biasanya juga) emang bener sih... ada tambahannya pula..

"Tapi jangan sampe itu mengurangi your sensitivity.. It's your gift.."

Campur aduk bahasanya.. hehehe.. Intinya, emang sekarang harus fokus ama diri sendiri, ya tapi jangan lupa ama orang lain juga.. hehehe..Yah, begitulah...
Setelah berdiskusi dengan orang tersebut (sahabat saya maksudnya), saat ini saya memang sedang dalam fase "gak jelas". Bukti nyata adalah dari TA, yang masih gak jelas, belum ada yang bisa dipegang.. maju tak bisa, mundur males banget.. Hahaha... fase yang wajar untuk anak tingkat akhir macam saya...


Moral cerita dari diskusi panjang lebar gak jelas dan semua isi postingan di atas adalah..
Di genap 20 tahun, saya mulai belajar untuk menghargai diri sendiri. Karena kala kita sudah menghargai diri sendiri, kita baru bisa menghargai orang lain. Kalau tahap menghargai diri sendiri itu belum terlewati, berarti selama ini masih palsu menghargai orang lainnya. Bagaimana caranya? Untuk saya, saat ini adalah dengan menjadi lebih fokus pada diri sendiri, dimulai dari fokus pada TA saya. Bener gak ya kesimpulannya..???!!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar