Rabu, 14 November 2012

"SILEN"

Diam adalah caraku mencintaimu karena-Nya. Kulakukan untuk menjaga kesucian hatiku dan hatimu karena memang terjaganya kesucianku dan kesucianmu adalah tujuanku.

Ini adalah caraku mengasihimu karena-Nya. Kulakukan untuk memelihara suatu kehormatan, karena memang terpeliharanya kehormatanku dan kehormatanmu adalah cita-citaku.

"?/ R-E-N-U-NG-KAN

Sore itu sembari menunggu kedatangan teman yang akan menjemputku di masjid ini seusai ashar. Kulihat seseorang yang berpakaian rapi, berjilbab dan tertutup sedang duduk disamping masjid. Kelihatannya ia sedang menunggu seseorang juga. Aku mencoba menegurnya dan duduk disampingnya, mengucapkan salam, sembari berkenalan. Dan akhirnya pembicaraan sampai pula pada pertanyaan itu. “Anti sudah menikah?”. “Belum ”, jawabku datar. Kemudian wanita berjubah panjang (Akhwat) itu bertanya lagi “kenapa?” Pertanyaan yang hanya bisa ku jawab dengan senyuman. Ingin kujawab karena masih hendak melanjutkan pendidikan, tapi rasanya itu bukan alasan. “Mbak menunggu siapa?” aku mencoba bertanya. “Menunggu suami” jawabnya pendek. Aku melihat kesamping kirinya, sebuah tas laptop dan sebuah tas besar lagi yang tak bisa kutebak apa isinya. Dalam hati bertanya-tanya, dari mana mbak ini? Sepertinya wanita karir. Akhirnya kuberanikan juga untuk bertanya “Mbak kerja di mana?” Entah keyakinan apa yang membuatku demikian yakin jika mbak ini memang seorang wanita pekerja, padahal setahu ku, akhwat-akhwat seperti ini kebanyakan hanya mengabdi sebagai ibu rumah tangga. “Alhamdulillah 2 jam yang lalu saya resmi tidak bekerja lagi” jawabnya dengan wajah yang aneh menurutku, wajah yang bersinar dengan ketulusan hati. “Kenapa?” tanyaku lagi. Dia hanya tersenyum dan menjawab “karena inilah PINTU AWAL kita wanita karir yang bisa membuat kita lebih hormat pada suami” jawabnya tegas. Aku berfikir sejenak, apa hubungannya? Heran. Lagi-lagi dia hanya tersenyum. Saudariku, boleh saya cerita sedikit? Dan saya berharap ini bisa menjadi pelajaran berharga buat kita para wanita yang Insya Allah hanya ingin didatangi oleh laki-laki yang baik-baik dan sholeh saja. “Saya bekerja di kantor, mungkin tak perlu saya sebutkan nama kantornya. Gaji saya 7 juta/bulan. Suami saya bekerja sebagai penjual roti bakar di pagi hari dan es cendol di siang hari. Kami menikah baru 3 bulan, dan kemarinlah untuk pertama kalinya saya menangis karena merasa durhaka padanya. Kamu tahu kenapa ? Waktu itu jam 7 malam, suami saya menjemput saya dari kantor, hari ini lembur, biasanya sore jam 3 sudah pulang. Setibanya dirumah, mungkin hanya istirahat yang terlintas dibenak kami wanita karir. Ya, Saya akui saya sungguh capek sekali ukhty. Dan kebetulan saat itu suami juga bilang jika dia masuk angin dan kepalanya pusing. Celakanya rasa pusing itu juga menyerang saya. Berbeda dengan saya, suami saya hanya minta diambilkan air putih untuk minum, tapi saya malah berkata, “abi, umi pusing nih, ambil sendiri lah !!”. Pusing membuat saya tertidur hingga lupa sholat isya. Jam 23.30 saya terbangun dan cepat-cepat sholat, Alhamdulillah pusing pun telah hilang. Beranjak dari sajadah, saya melihat suami saya tidur dengan pulasnya. Menuju ke dapur, saya liat semua piring sudah bersih tercuci. Siapa lagi yang bukan mencucinya kalo bukan suami saya (kami memang berkomitmen untuk tidak memiliki khodimah)? Terlihat lagi semua baju kotor telah di cuci. Astagfirullah, kenapa abi mengerjakan semua ini? Bukankah abi juga pusing tadi malam? Saya segera masuk lagi ke kamar, berharap abi sadar dan mau menjelaskannya, tapi rasanya abi terlalu lelah, hingga tak sadar juga. Rasa iba mulai memenuhi jiwa saya, saya pegang wajah suami saya itu, ya Allah panas sekali pipinya, keningnya, Masya Allah, abi demam, tinggi sekali panasnya. Saya teringat perkataan terakhir saya pada suami tadi. Hanya disuruh mengambilkan air putih saja saya membantahnya. Air mata ini menetes, air mata karena telah melupakan hak-hak suami saya.” Subhanallah, aku melihat mbak ini cerita dengan semangatnya, membuat hati ini merinding. Dan kulihat juga ada tetesan air mata yang di usapnya. “Kamu tahu berapa gaji suami saya? Sangat berbeda jauh dengan gaji saya. Sekitar 600-700 rb/bulan. Sepersepuluh dari gaji saya sebulan. Malam itu saya benar-benar merasa sangat durhaka pada suami saya. Dengan gaji yang saya miliki, saya merasa tak perlu meminta nafkah pada suami, meskipun suami selalu memberikan hasil jualannya itu pada saya dengan ikhlas dari lubuk hatinya. Setiap kali memberikan hasil jualannya, ia selalu berkata “Umi, ini ada titipan rezeki dari Allah. Di ambil ya. Buat keperluan kita. Dan tidak banyak jumlahnya, mudah-mudahan Umi ridho”, begitulah katanya. Saat itu saya baru merasakan dalamnya kata-kata itu. Betapa harta ini membuat saya sombong dan durhaka pada nafkah yang diberikan suami saya, dan saya yakin hampir tidak ada wanita karir yang selamat dari fitnah ini” “Alhamdulillah saya sekarang memutuskan untuk berhenti bekerja, mudah-mudahan dengan jalan ini, saya lebih bisa menghargai nafkah yang diberikan suami. Wanita itu sering begitu susah jika tanpa harta, dan karena harta juga wanita sering lupa kodratnya" Lanjutnya lagi, tak memberikan kesempatan bagiku untuk berbicara. “Beberapa hari yang lalu, saya berkunjung ke rumah orang tua, dan menceritakan niat saya ini. Saya sedih, karena orang tua, dan saudara-saudara saya justru tidak ada yang mendukung niat saya untuk berhenti berkerja. Sesuai dugaan saya, mereka malah membanding-bandingkan pekerjaan suami saya dengan yang lain.” Aku masih terdiam, bisu mendengar keluh kesahnya. Subhanallah, apa aku bisa seperti dia? Menerima sosok pangeran apa adanya, bahkan rela meninggalkan pekerjaan. “Kak, bukankah kita harus memikirkan masa depan ? Kita kerja juga kan untuk anak-anak kita kak. Biaya hidup sekarang ini mahal. Begitu banyak orang yang butuh pekerjaan. Nah kakak malah pengen berhenti kerja. Suami kakak pun penghasilannya kurang. Mending kalo suami kakak pengusaha kaya, bolehlah kita santai-santai aja di rumah. Salah kakak juga sih, kalo mau jadi ibu rumah tangga, seharusnya nikah sama yang kaya. Sama dokter muda itu yang berniat melamar kakak duluan sebelum sama yang ini. Tapi kakak lebih milih nikah sama orang yang belum jelas pekerjaannya. Dari 4 orang anak bapak, Cuma suami kakak yang tidak punya penghasilan tetap dan yang paling buat kami kesal, sepertinya suami kakak itu lebih suka hidup seperti ini, ditawarin kerja di bank oleh saudara sendiri yang ingin membantupun tak mau, sampai heran aku, apa maunya suami kakak itu”. Ceritanya kembali mengalir, menceritakan ucapan adik perempuannya saat dimintai pendapat. “anti tau, saya hanya bisa menangis saat itu. Saya menangis bukan karena apa yang dikatakan adik saya itu benar, Demi Allah bukan karena itu. Tapi saya menangis karena imam saya sudah DIPANDANG RENDAH olehnya. Bagaimana mungkin dia meremehkan setiap tetes keringat suami saya, padahal dengan tetesan keringat itu, Allah memandangnya mulia ? Bagaimana mungkin dia menghina orang yang senantiasa membangunkan saya untuk sujud dimalam hari ? Bagaimana mungkin dia menghina orang yang dengan kata-kata lembutnya selalu menenangkan hati saya ? Bagaimana mungkin dia menghina orang yang berani datang pada orang tua saya untuk melamar saya, padahal saat itu orang tersebut belum mempunyai pekerjaan ? Bagaimana mungkin seseorang yang begitu saya muliakan, ternyata begitu rendah di hadapannya hanya karena sebuah pekerjaaan ? Saya memutuskan berhenti bekerja, karena tak ingin melihat orang membanding-bandingkan gaji saya dengan gaji suami saya. Saya memutuskan berhenti bekerja juga untuk menghargai nafkah yang diberikan suami saya. Saya juga memutuskan berhenti bekerja untuk memenuhi hak-hak suami saya. Saya berharap dengan begitu saya tak lagi membantah perintah suami saya. Mudah-mudahan saya juga ridho atas besarnya nafkah itu. Saya bangga dengan pekerjaan suami saya ukhty, sangat bangga, bahkan begitu menghormati pekerjaannya, karena tak semua orang punya keberanian dengan pekerjaan seperti itu. Disaat kebanyakan orang lebih memilih jadi pengangguran dari pada melakukan pekerjaan yang seperti itu. Tetapi suami saya, tak ada rasa malu baginya untuk menafkahi istri dengan nafkah yang halal. Itulah yang membuat saya begitu bangga pada suami saya. Suatu saat jika anti mendapatkan suami seperti suami saya, anti tak perlu malu untuk menceritakannya pekerjaan suami anti pada orang lain. Bukan masalah pekerjaannya ukhty, tapi masalah halalnya, berkahnya, dan kita memohon pada Allah, semoga Allah menjauhkan suami kita dari rizki yang haram”. Ucapnya terakhir, sambil tersenyum manis padaku. Mengambil tas laptopnya, bergegas ingin meninggalkanku. Kulihat dari kejauhan seorang laki-laki dengan menggunakan sepeda motor butut mendekat ke arah kami, wajahnya ditutupi kaca helm, meskipun tak ada niatku menatap mukanya. Sambil mengucapkan salam, wanita itu meninggalkanku. Wajah itu tenang sekali, wajah seorang istri yang begitu ridho. Ya Allah…. Sekarang giliran aku yang menangis. Hari ini aku dapat pelajaran paling berkesan dalam hidupku. Pelajaran yang membuatku menghapus sosok pangeran kaya yang ada dalam benakku..Subhanallah..Walhamdulillah..Wa Laa ilaaha illallah...Allahu Akbar Semoga pekerjaan, harta dan kekayaan tak pernah menghalangimu untuk tidak menerima pinangan dari laki-laki yang baik agamanya. 14/11/12

Rabu, 31 Oktober 2012

ge..

I'am not stupid.. (sebuah catatan untuk para orang tua
dan guru)
oleh Audia Izzatul Shaffaudzi pada 10 Maret 2012 pukul 15:24 ·
"Saat kita masih kecil, ada begitu banyak dukungan dan pujian untuk membantu kita dalam
melewati ujian..
kita tidak sadar betapa beruntungnya kita saat itu..
seiring waktu berjalan, dukungan dan pujian itu berubah seiring kita beranjak dewasa..
semua jadi berbeda..
berikanlah lebih banyak pujian.. Lihatlah sisi baik seseorang..
Apa itu sulit?
Semua orang butuh pujian, tapi kenapa kita sering ragu untuk sekedar memberikan pujian?
dalam diri setiap anak ada sisi gelap dan sisi terang..
carilah sisi terang, dan semua yang baik akan muncul..
ada pepatah mengatakan: "Barang berguna dipakai dengan salah akan menjadi tidak
berguna. Barang tidak berguna jika dipakai dengan berguna akan menjadi barang
berguna.."
pengakuan terhadap seseorang adalah sumber kekuatan..
kejaiban mungkin berasal dari sepatah kata yang paling sederhana.. Ekspresi atau tindakan
yang paling kecil sekalipun.. kita tak pernah tau apa yang bisa kita ubah..
--Tom, I'am not stupid--
--
kata-kata itu diucapkan oleh seorang anak berumur 9 tahun dalam film pemberi inspirasi
"I'am not stupid" karya sineas Singapura. Film itu sarat dengan makna dan pelajaran yang
pasti berguna suatu saat ketika kita mnjadi orang tua atau bahkan pengajar (dalam konteks ini
adalah guru)..
.
Sedih, terharu dan tertampar kanan kiri ketika selesai menonton film tersebut..
mengingat pengalaman sendiri dan keluarga..
.
kembali mengingat masa kecil ketika aku masih duduk di bangku TK..
aku ingat benar betapa dulu mama selalu ada untukku, memantauku, memebrikan berbagai
pujian yang membuatku semangat belajar dan mengasah potensiku..
menjelang dewasa dan saat bermunculannya anak-anak lain dalam kehidupan orangtuaku
perlahan perhatian dan ujian tersebut hilang ditelan waktu..
mama tak pernah memujiku lagi, beliau sibuk dengan pekerjaan dan mengurusi adik-adikku
yang lain..
Sejak saat itu aku lebih memilih menghabiskan waktu bersama sahabat-sahabatku dan pulang
ke rumah hanya sekedar menumpang tidur dan mandi..
dan keadaan tersebut berimbas pula pada perhatianku terhadap adik-adikku..
aku menjadi lebih tidak peduli terhadap mereka dan cenderung acuh terhadap apa yang
mereka lakukan..
itulah potret keluargaku dan aku sendiri..
.
Sejujurnya, walau mungkin sekarang aku sudah dewasa dan sudah bisa menentukan pilihan
terhadap apa yang akan aku jalani, tetap saja aku memerlukan pujian dan dorongan dari
orangtuaku..
aku butuh mereka yang selalu ada untukku dan memberiku ribuan kata motivasi dan pujian..
tapi hal tersebut tidak ada..
bahkan orang tuaku mungkin tak tahu bakatku terletak dimana?
yang aku tahu, mereka memaksakan keinginan mereka kepadaku..
Dulu, aku sangat ingin kuliah di jurusan Jurnalistik, bekerja mencari berita, keliling dunia,
muncul di tv dan berbicara di depan kamera adalah keinginanku sejak aku duduk di bangku
sma..
tapi mimpi tersebut musti aku kubur dalam-dalam ketika aku harus mengikuti keinginan
mereka untuk kuliah di jurusan keguruan dan suatu hari bekerja menjadi Pegawai Negri
Sipil..
sesederhana itu keinginan mereka, sudah..
dan ketika aku mengutarakan keinginanku untuk mencari beasiswa ke luar negri, mereka
sama sekali tak mendukung..
sudah, sampai situ.. dan aku mulai bosan pada kata-kata petuah mereka..
awalnya, tak ada yang berkembang dari diriku, hidupku seakan sudah didesain sedemikian
rupa oleh mereka..
tapi aku mulai menjalani itu sendiri tanpa pujian dan dukungan orangtuaku..
nasi sudah menjadi bubur dan sekarang tinggal bagaimana caraku untuk membuat bubur itu
menarik untuk kumakan..
.
ketika menjadi orangtua nanti, sering-seringlah memberi pujian terhadap anak.. anak akan
menjadi sangat bahagia ketika mereka mendapat pujian dari orangtua mereka..
pujian bisa membuat anak berpacu untuk menjadi baik dan baik lagi..
berikan waktu yang banyak untuk anak, seringnya komunikasi membuat anak merasa nyaman
dirumah..
jadikan rumah sebagai "rumah, tempat tinggal yang penuh kasih sayang" bukan hanya
sebagai tempat menumpang tidur..
ketika mereka salah, jangan berlaku keras pada mereka.. tapi berilah perhatian..
jika suatu saat mereka mendapat nilai kecil dalam beberapa mata pelajaran, jangan dimarahi..
tapi berikan motivasi, kebanyakan orangtua marah dan memaki anak-anak mereka ketika
anak-anaknya menadapat nilai kecil..
dan yang ada saat itu hanya mencari-cari kesalahan anak mereka..
jarang belajarlah, pemalaslah, atau bodoh..itu kadang kata-kata yang keluar dari mulut
orangtua..
berilah kata-kata yang mendidik dan membuat anak termotivasi untuk menjadi lebih baik..
bukan kata-kata yang malah menurunkan keinginan anak untuk berkembang..
.
sadarilah peran kita ketika kita menjadi orangtua suatu hari nanti..
Untuk yang akan menjadi ibu..
perbanyaklah waktu untuk bersama-sama dengan anak.. Kalau bisa jadilah ibu rumah tangga
saja biar waktu untuk memperhatikan anak menjadi lebih banyak..
perhatian tidak sama dengan "OVER PROTECTIVE"..
itu sama sekali berbeda..
jadilah orangtua yang mampu mengenali bakat anak..
dan ketika mengenali bakat itu, maka dukunglah bakat tersebut..
percayalah, anak akan berhasil dalam bakat tersebut ketika kita memberi dukungan dan terus
memberikan pujian..
:)
dan yang terpenting untuk diingat para orang tua..
jangan terlalu sering memaksakan keinginan sendiri untuk anak..
jangan menjadikan anak sebagai "boneka" untuk mencapai ambisi kita..
bebaskan anak memilih sendiri keinginan mereka, berikan pengertian tentang baik dan
buruknya pilihan tersebut dengan cara yang baik..
tanpa kekerasan, ingat..
tanpa kekerasan..!
.
dan terkadang kekurangan yang dimiliki anak bisa menjadi kelebihannya..
.
Dan jika suatu hari nanti kita mendapat titipan anak yang sedikit berbeda dengan anak
lainnya..
jangan pernah tinggalkan mereka, beri perhatian yang sama..
sungguh, anak-anak seperti itu juga tetap memiliki hak yang sama seperti anak lainnya..
kasih sayang..
jangan besarkan mereka dengan pukulan dan kekerasan..
tapi belaian lembut dan kasih sayang..
.
dan untuk para calon guru (termasuk saya)..
katakan tidak untuk kekerasan dalam mengajar..
sebisa mungkin hindari kata-kata yang dapat menurunkan semangat anak dalam belajar..
selalu memberikan dukungan pada anak, bahkan ketika anak tersebut sedang dalam keadaan
yang amat sangat buruk (dalam hal ini nilai kecil dalam mata pelajaran kita)..
jangan sering marah dikelas, anak-anak bisa bosan dan malah membenci kita..
jadilah guru yang selalu dirindukan kedatangannya setiap hari oleh anak..
:')
.
setiap anak dalam setiap generasi memang berbeda, dan setiap generasi mempunyai cara
sendiri dalam mendidik..
mungkin zaman dulu, saat nenek atau papa mama kita masih kecil, dididikan dengan berupa
pukulan dan kekerasan bisa membuat anak menurut, tapi tetap ada kekurangan dari cara
seperti itu..
ketika mereka besar, yang ada hanya rasa trauma dan bahkan ada yang amat membenci hal
itu dan menyalurkannya pada anak atau murid mereka (balas dendam)..
itu konteks yang salah..
anak zaman sekarang tidak mungkin diajarkan dengan cara seperti itu..
anak sekarang membutuhkan perhatian dan komunikasi yang baik..
:')
.
tinggalkan cara lama dalam mendidik anak..
.
kekerasan tak pernah memberi solusi terbaik..
.
sering-seringlah memuji anak,bahkan ketika anak itu nanti beranjak dewasa..
kenali bakatnya..
dukung bakat itu..
jangan pernah katakan kata "jangan" pada anak..
bebaskan mereka memilih apa yang mereka mau..
dengarkan pendapat mereka..
jangan pernah anggap anak bodoh..
luangkan waktu yang banyak untuk anak..
jadiah teman curhat untuk anak..
.
Every child is so special..
setiap anak itu unik :')
.
mari bersama-sama menjadi calon orangtua dan guru yang baik :'

Sabtu, 20 Oktober 2012

Bangkit

-->
“Awal Kebangkitan”
Pada suatu sore, tampak seorang pemuda yang tengah berada diam di taman. Dari raut wajahnya tampak kesedihan, kekecewaan dan frustasi yang berat. Pemuda itu terlihat berjalan dengan langkah gontai dan kepala tertunduk lesu. Sebentar-sebentar pemuda itu merunduk dan menghela nafas panjang. Kegiatan itu diulangnya berkali-kali seakan-akan pemuda tersebut tak tahu lagi apa yang harus dilakukan.
Saat pikirannya sedang menerawang ke awan, tiba-tiba pandangan matanya terpaku pada gerakan seekor laba-laba yang sedang membuat sarangnya diantara ranting sebatang pohon dekat Ia duduk. Dengan perasaan kesal, pemuda itu kemudian iseng mengambil sebatang ranting pohon dan merusak sarang laba-laba yang tak berdosa hingga hancur. Seusai melepas kejengkelannya perhatian pemuda itu teralih sementara untuk mengamati ulah si laba-laba. Dalam pikirannya, pemuda itu ingin tahu, kira-kira apa yang akan dikerjakan oleh laba-laba setelah sarangnya hancur oleh tangan isengnya.? Apakah laba-laba akan lari terbirit-birit, atau ia akan kembali membuat sarangnya ditempat lain.? Rasa penasaran itu rupanya segera mendapat jawaban. Tak lama, si laba-laba tampak kembali ketempatnya semula. Laba-laba itu mengulangi kegiatan yang sama merayap-merajut-melompat. Setiap helai benang dipintalnya dari awal, semakin lama semakin lebar dan tanpa kenal lelah, laba-laba itu kembali menyelesaikan seluruh pembuatan sarang barunya.
Setelah menyaksikan usaha si laba-laba yang sibuk bekerja lagi dengan semangat penuh untuk memperbaiki dan membuat sarang baru, kembali ranting si pemuda beraksi dengan tujuan menghancurkan sarang laba-laba tersebut untuk kedua kalinya. Dengan perasaan puas namun penuh rasa ingin tahu, di amatinya usaha si laba-laba. Apa gerangan yang akan dikerjakannya setelah sarangnya dirusak untuk yang kedua kalinya?.
Ternyata untuk yang ketiga kalinya, si laba-laba mengulangi kegiatannya, kembali merajut sarangnya dari awal lagi. Dengan bersemangat, merayap-merajut-melompat dengan setiap helai benang yang dihasilkan oleh tubuhnya, laba-laba itu memintal membuat sarang sedikit demi sedikit.
Setelah melihat dan mengamati ulah laba-laba tersebut dalam membangun sarang yang telah hancur untuk ketiga kalinya, saat itulah si pemuda mendadak tersadarkan. Tidak peduli sarang laba-laba dirusak dan dihancurkan, sebanyak itu pula laba-laba bangkit membangun sarangnya kembali. Semangat binatang yang kecil, dengan giat bekerja tanpa menyerah, telah menyadarkan si pemuda.
Hal itu menimbulkan perasaan malu pada dirinya. Karena sesungguhnya si pemuda yang berada di taman itu dengan hati dan perasaan gundah, karena dia baru saja mengalami satu kali kegagalan,. Maka segera pemuda tersebut bangkit dan bertekad kuat untuk bekerja lebih giat lagi, semangad dan tanpa putus asa.
Dengan cerita diatas saya berharap tidak ada lagi pemuda-pemuda pemalas, mengeluh dan putus asa. Tetapi muncul pemuda baru dengan semangad laba-laba dan tanpa putus asa terus berjuang dan memberi solusi brilliant.
Salam semangad...
Salam sukses...
“Mas Andrie Wongso, Fosmai dan Abel” (08588 1925 564)

Senin, 22 November 2010

saya sudah pernah mencoba mencangkok pepaya..dan hasilnya bisa tumbuh akar dan di tanam bagus.....mau tahu caranya hub. kami 08588 1925 564

Minggu, 21 November 2010

Jual beli jamur Tiram Putih

asala'mualaikum...buat pengusaha pemula dan yang mau coba2 budidaya jamur tiram putih..kami siap memberi pelatihan dan juga menjual jamur tiram putih segar, bibit, baglog, plastik log, dan lain-lain.. harga murah kualitas terjamin.
harga 1200/baglog untuk seluruh indonesia.

hub. 085881925564 / 085214144817 (dion / AbeL (anak Belitang)

Jumat, 05 Februari 2010

Ulat Grayak : Spodoptera litura F.

http://ditlin.hortikultura.deptan.go.id/index.php?option=com_wrapper&Itemid=204

Ulat Grayak

http://ditlin.hortikultura.deptan.go.id/images/data/opt/bw_merah/ult_gray03.jpghttp://ditlin.hortikultura.deptan.go.id/images/data/opt/bw_merah/ult_gray02.jpg
http://ditlin.hortikultura.deptan.go.id/images/data/opt/bw_merah/ult_gray01.jpg
Nama umum : Spodoptera litura (Fabricius)
Klasifikasi : Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Noctuidae
Subfamili : Amphipyrinae

Sumber gambar CABI

Ulat Grayak : Spodoptera litura F.

Famili : Noctuidae

Ordo : Lepidoptera

Morfologi/Bioekologi

Sayap ngengat bagian depan berwarna coklat atau keperak-perakan, sayap belakang berwarna keputih-putihan dengan bercak hitam. Malam hari ngengat dapat terbang sejauh 5 kilometer.

Telur berbentuk hampir bulat dengan bagian datar melekat pada daun (kadang-kadang tersusun 2 lapis), berwarna coklat kekuning-kuningan diletakkan berkelompok (masing-masing berisi 25 - 500 butir) yang bentuknya bermacam-macam pada daun atau bagian tanaman lainnya. Kelompok telur tertutup bulu seperti beludru yang berasal dari bulu-bulu tubuh bagian ujung ngengat betina.

Larva mempunyai warna yang bervariasi, mempunyai kalung/bulan sabit berwarna hitam pada segmen abdomen yang keempat dan kesepuluh. Pada sisi lateral dorsal terdapat garis kuning. Ulat yang baru menetas berwarna hijau muda, bagian sisi coklat tua atau hitam kecoklatan dan hidup berkelompok.