Senin, 27 April 2009

laporan praktikum BTT 1

LAPORAN PRAKTIKUM

TANAMAN COKELAT

( Theobroma cacao )

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH BUDIDAYA TANAMAN TAHUNAN

OLEH

SAIFUDIN

061166

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2009

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Cokelat telah dikenal di Indonesia sejak tahun 1560, tetapi baru menjadi komoditi yang penting pada tahun 1951. jenis coklat yang ditanam saat ini sebagian besar adalah jenis Criollo / Flavour cacao. Produksinya sebagian besar di ekspor. Konsumsi coklat dalam dekade terakhir rata-rata adalah 1,5 juta ton/tahun. Konsumsi coklat tersebut menunjukan kecendrungan yang terus meningkat, dan dengan adanya kemunduran yang dialami oleh negara-negara penghasil coklat lainnya, maka indonesia memiliki peluang untuk memasarkan coklat ke pasar Internasional.

Dengan adanya peluang tersebut, maka diharapkan pada masa yang akan datang, komoditi biji coklat dapat menduduki tempat yang sejajar dengan komoditi perkebunan lainnya seperti kelapa sawit, dan karet. Seiring dengan harapan tersebut, berbagai usahapun dilakukan untuk pengembangan coklat. Perbaikan teknik budidaya pada ahirnya akan membawa manfaat besar.

Teknik pembibitan yang efektif, usaha dalam mendapatkan bahan tanaman unggul melalui hibridisasi, metode-metode pemangkasan untuk membentuk habitat yang baik, pengaturan jarak tanam, dan upaya perlindungan terhadap hama dan penyakit, yang pada ahirnya ditujukan untuk upaya penanaman dan pemeliharaan coklat secara efisien dengan harapan produksi maksimum.

1.2. TUJUAN

1.3. KEGUNAAN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. SISTEMATIKA

Cokelat merupakan tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang / cabang, oleh sebab itu tanaman ini digolongkan kedalam kelompok tanaman Caulifion’s ( Tumpal. at al, 2007 ). Sistematika tanaman cokelat adalah sbb:

Divisio : Spermatophyta

Klas : Dicotyledone

Ordo : Malvales

Famili : Sterculiceae

Genus : Theobroma

Spesies : Theobroma cacao

2.2. BOTANI

Akar cokelat adalah akar tunggang. Pertumbuhan akar cokelat bisa sampai 8 meter ke-arah samping dan 15 meter ke-arah bawah. Cokelat dapat tumbuh sampai ketinggian 8-10 meter dari permukaan tanah. Diawal pertumbuhan tanaman cokelat yang diperbanyak melalui biji, akan menumbhkan batang utama sebelum menumbuhkan batang primer.

Daun cokelat terdiri atas tangkai daun dan helai daun. Panjang daun berkisar antara 25 – 34 cm dan lebarnya 9 – 12 cm. daun yang tumbuh pada ujung-ujung tunas biasanya berwarna merah, permukaannya seperti sutera dan setelah dewasa daunnya berubah menjadi warna hijau, dan permukaanya kasar.

Jumlah bunga cokelat mencapai 5000 – 12000 bunga/pohon/tahun, tergolong kedalam bunga sempurna. Daun kelopak bunga berbentuk lanset, panjangnya 6 – 8 mm, warnanya putih dan makin keujung warnanya ungu kemerahan. Daun mahkota berbentuk cawan, panjang 8 – 9 mm, warnanya putih kekuningan / putih kemerahan.

Buah cokelat berupa buah buni yang daging bijinya sangat lunak. Tebal kulit buahnya antara 1 – 2 cm.

2.3. SYARAT TUMBUH

Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan perkembangan, serta produksi tanaman cokelat. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis, dengan curah hujan, temperatur, dan sinar matahari menjadi bagian dari faktor iklim yang menentukan. Demikian juga faktor fisik dan kimia tanah yang erat kaitannya dengan daya tembus ( penetrasi ) dan kemampuan akar menyerap hara.

Ditinjau dari wilayah penanamannya, cokelat ditanam pada daerah-daerah yang ber4ada pada 10o LU sampai dengan 10o LS. Walaupun demikian penyebaran pertanaman cokelat secara umum berada pada daerah-daerah antara 7o LU sampai 18o LS. Hal ini tampaknya erat kaitannya dengan distribusi curah hujan dan jumlah penyinaran matahari sepanjang tahun.

Cokelat juga masih bisa toleran pada daerah 20o LU sampai 20o LS. Dengan demikian Indonesia yang berada pada 5o LU sampai 10o LS masih sesuai untuk penanaman cokelat. Daerah- daerah di Indonesia tersebut ideal bila mana tidak lebih tinggi dari 800 m dari permukaan laut.

Arel penanaman cokelat yang ideal adalah daerah dengan curah hujan 1100 – 3000 per-tahun. Hal tersebut berkaitan dengan masa pembentukan tunas muda ( flushing ) dan produksi.

Pengaruh temperatur terhadap cokelat erat kaitannya dengan ketersediaan air, sinar matahari, dan kelembapan. Temperatur sendiri sangat berpengaruh terhadap pembentukan tunas dan pembungaan. Temperatur yang ideal untuk tanaman cokelat adalah 30 – 320C ( max ) dan 18 -210C ( min ).

Cahaya matahari yang terlalu banyak dapat mengakibatkan lilit batang tanaman cokelat kecil, daun sempit dan tanaman relatif pendek. Pemanfaatan cahaya matahari semaksimal mungkin dimaksudkan untuk mendapatkan intersepsi cahaya dan pencapaian indeks luas daun ( ILD ) optimum. Hal tersebut dapat diperoleh dengan penataan naungan atau pohon pelindung serta penataan tajuk melalui pemangkasan. Tanaman cokelat dapat tumbuh pada pH 6 – 7,5.

Selain hal tersebut diatas, kedalaman efektif, tinggi permukaan air tanah, struktur, drainase, dan kemiringan tanah juga harus tetap diperhatikan karena dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi cokelat ( Tumpal. At al. 2007 ).

2.4. MEDIA TANAM

M-Bio

M-Bio adalah kultur campuran mikroba menguntungkan: bakteri pelarut pospat, bakteri penambat N2, Lactobacillus sp, sacharomices sp (Yeast) dan berbagai hormon dan enzim sebagai senyawa bioaktif untuk pertumbuhan tanaman. Bahan organik dapat di fermentasi secara sempurna menjadi porasi (pupuk organik cara fermentasi) hanya 7-14 hari.

Keunggulan M_Bio :

Ø Mempercepat dekomposisi bahan organik

Ø Menekan, mencegah, dan menghancurkan bakteri / jamur patogen

Ø Melindungi akar dan umbi dari penyebab penyakit patogen

Ø Mengikat N di udara

Ø Melarutkan P yang tidak tersedia menjadi P yang tersedia bagi tanaman

Ø Menekan bau busuk pada areal tanaman yang menyesakkan

Ø Untuk pengendalian hama penyakit M-Bio dapat dikombinasikan dengan fungisida, insektisida, dan nematisida, hanya ¼ dosis dari dosis yang dianjurkan.

Ø Efisiensi dalam pemakaian pupuk sintesis, mengurangi biaya bagi petani.

M-Bio sangat baik untuk ;

Tanaman padi, palawija, hortikultura / semusim, tanaman perkebunan ( karet, cokelat, sawit ), perikanan dan tambak, peternakan ( ayam / unggas, sapi, domba dll ), pengolahan limbah ( sampah kota, RT,RS, pabrik dll ), dekomposer pembatan pupuk organik (paat, cair).

Cara pemakaian ;

  1. Untuk penyemprotan campurkan 5 – 10 ml M-Bio dengan 1 ltr air.
  2. Untuk pembuatan Porasi 1 ltr M-Bio untuk 1 ton bahan organik.

Cara penyimpanan ;

Simpan M-Bio ditempat kering pada suhu kamar.

Tabel pengamatan praktikum BTT ( Theobroma cacao )

Tgl dan hari

Media

Minggu setelah tanam (MST)

paraf

T.T

Jml.daun

B.Basah

B. kering



Tanah





T0





T1





T2





T3





Tanah+kompos





T0





T1





T2





T3





Tanah+P.kandang





T0





T1





T2





T3





KET: TT : Tinggi Tanaman

T0 : Penyiraman M-Bio 0 kali

T1 : penyiraman M-Bio 1 kali

T2 : penyiraman M-Bio 2 kali

T3 : penyiraman M-Bio 3 kali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar