Rabu, 31 Oktober 2012

ge..

I'am not stupid.. (sebuah catatan untuk para orang tua
dan guru)
oleh Audia Izzatul Shaffaudzi pada 10 Maret 2012 pukul 15:24 ·
"Saat kita masih kecil, ada begitu banyak dukungan dan pujian untuk membantu kita dalam
melewati ujian..
kita tidak sadar betapa beruntungnya kita saat itu..
seiring waktu berjalan, dukungan dan pujian itu berubah seiring kita beranjak dewasa..
semua jadi berbeda..
berikanlah lebih banyak pujian.. Lihatlah sisi baik seseorang..
Apa itu sulit?
Semua orang butuh pujian, tapi kenapa kita sering ragu untuk sekedar memberikan pujian?
dalam diri setiap anak ada sisi gelap dan sisi terang..
carilah sisi terang, dan semua yang baik akan muncul..
ada pepatah mengatakan: "Barang berguna dipakai dengan salah akan menjadi tidak
berguna. Barang tidak berguna jika dipakai dengan berguna akan menjadi barang
berguna.."
pengakuan terhadap seseorang adalah sumber kekuatan..
kejaiban mungkin berasal dari sepatah kata yang paling sederhana.. Ekspresi atau tindakan
yang paling kecil sekalipun.. kita tak pernah tau apa yang bisa kita ubah..
--Tom, I'am not stupid--
--
kata-kata itu diucapkan oleh seorang anak berumur 9 tahun dalam film pemberi inspirasi
"I'am not stupid" karya sineas Singapura. Film itu sarat dengan makna dan pelajaran yang
pasti berguna suatu saat ketika kita mnjadi orang tua atau bahkan pengajar (dalam konteks ini
adalah guru)..
.
Sedih, terharu dan tertampar kanan kiri ketika selesai menonton film tersebut..
mengingat pengalaman sendiri dan keluarga..
.
kembali mengingat masa kecil ketika aku masih duduk di bangku TK..
aku ingat benar betapa dulu mama selalu ada untukku, memantauku, memebrikan berbagai
pujian yang membuatku semangat belajar dan mengasah potensiku..
menjelang dewasa dan saat bermunculannya anak-anak lain dalam kehidupan orangtuaku
perlahan perhatian dan ujian tersebut hilang ditelan waktu..
mama tak pernah memujiku lagi, beliau sibuk dengan pekerjaan dan mengurusi adik-adikku
yang lain..
Sejak saat itu aku lebih memilih menghabiskan waktu bersama sahabat-sahabatku dan pulang
ke rumah hanya sekedar menumpang tidur dan mandi..
dan keadaan tersebut berimbas pula pada perhatianku terhadap adik-adikku..
aku menjadi lebih tidak peduli terhadap mereka dan cenderung acuh terhadap apa yang
mereka lakukan..
itulah potret keluargaku dan aku sendiri..
.
Sejujurnya, walau mungkin sekarang aku sudah dewasa dan sudah bisa menentukan pilihan
terhadap apa yang akan aku jalani, tetap saja aku memerlukan pujian dan dorongan dari
orangtuaku..
aku butuh mereka yang selalu ada untukku dan memberiku ribuan kata motivasi dan pujian..
tapi hal tersebut tidak ada..
bahkan orang tuaku mungkin tak tahu bakatku terletak dimana?
yang aku tahu, mereka memaksakan keinginan mereka kepadaku..
Dulu, aku sangat ingin kuliah di jurusan Jurnalistik, bekerja mencari berita, keliling dunia,
muncul di tv dan berbicara di depan kamera adalah keinginanku sejak aku duduk di bangku
sma..
tapi mimpi tersebut musti aku kubur dalam-dalam ketika aku harus mengikuti keinginan
mereka untuk kuliah di jurusan keguruan dan suatu hari bekerja menjadi Pegawai Negri
Sipil..
sesederhana itu keinginan mereka, sudah..
dan ketika aku mengutarakan keinginanku untuk mencari beasiswa ke luar negri, mereka
sama sekali tak mendukung..
sudah, sampai situ.. dan aku mulai bosan pada kata-kata petuah mereka..
awalnya, tak ada yang berkembang dari diriku, hidupku seakan sudah didesain sedemikian
rupa oleh mereka..
tapi aku mulai menjalani itu sendiri tanpa pujian dan dukungan orangtuaku..
nasi sudah menjadi bubur dan sekarang tinggal bagaimana caraku untuk membuat bubur itu
menarik untuk kumakan..
.
ketika menjadi orangtua nanti, sering-seringlah memberi pujian terhadap anak.. anak akan
menjadi sangat bahagia ketika mereka mendapat pujian dari orangtua mereka..
pujian bisa membuat anak berpacu untuk menjadi baik dan baik lagi..
berikan waktu yang banyak untuk anak, seringnya komunikasi membuat anak merasa nyaman
dirumah..
jadikan rumah sebagai "rumah, tempat tinggal yang penuh kasih sayang" bukan hanya
sebagai tempat menumpang tidur..
ketika mereka salah, jangan berlaku keras pada mereka.. tapi berilah perhatian..
jika suatu saat mereka mendapat nilai kecil dalam beberapa mata pelajaran, jangan dimarahi..
tapi berikan motivasi, kebanyakan orangtua marah dan memaki anak-anak mereka ketika
anak-anaknya menadapat nilai kecil..
dan yang ada saat itu hanya mencari-cari kesalahan anak mereka..
jarang belajarlah, pemalaslah, atau bodoh..itu kadang kata-kata yang keluar dari mulut
orangtua..
berilah kata-kata yang mendidik dan membuat anak termotivasi untuk menjadi lebih baik..
bukan kata-kata yang malah menurunkan keinginan anak untuk berkembang..
.
sadarilah peran kita ketika kita menjadi orangtua suatu hari nanti..
Untuk yang akan menjadi ibu..
perbanyaklah waktu untuk bersama-sama dengan anak.. Kalau bisa jadilah ibu rumah tangga
saja biar waktu untuk memperhatikan anak menjadi lebih banyak..
perhatian tidak sama dengan "OVER PROTECTIVE"..
itu sama sekali berbeda..
jadilah orangtua yang mampu mengenali bakat anak..
dan ketika mengenali bakat itu, maka dukunglah bakat tersebut..
percayalah, anak akan berhasil dalam bakat tersebut ketika kita memberi dukungan dan terus
memberikan pujian..
:)
dan yang terpenting untuk diingat para orang tua..
jangan terlalu sering memaksakan keinginan sendiri untuk anak..
jangan menjadikan anak sebagai "boneka" untuk mencapai ambisi kita..
bebaskan anak memilih sendiri keinginan mereka, berikan pengertian tentang baik dan
buruknya pilihan tersebut dengan cara yang baik..
tanpa kekerasan, ingat..
tanpa kekerasan..!
.
dan terkadang kekurangan yang dimiliki anak bisa menjadi kelebihannya..
.
Dan jika suatu hari nanti kita mendapat titipan anak yang sedikit berbeda dengan anak
lainnya..
jangan pernah tinggalkan mereka, beri perhatian yang sama..
sungguh, anak-anak seperti itu juga tetap memiliki hak yang sama seperti anak lainnya..
kasih sayang..
jangan besarkan mereka dengan pukulan dan kekerasan..
tapi belaian lembut dan kasih sayang..
.
dan untuk para calon guru (termasuk saya)..
katakan tidak untuk kekerasan dalam mengajar..
sebisa mungkin hindari kata-kata yang dapat menurunkan semangat anak dalam belajar..
selalu memberikan dukungan pada anak, bahkan ketika anak tersebut sedang dalam keadaan
yang amat sangat buruk (dalam hal ini nilai kecil dalam mata pelajaran kita)..
jangan sering marah dikelas, anak-anak bisa bosan dan malah membenci kita..
jadilah guru yang selalu dirindukan kedatangannya setiap hari oleh anak..
:')
.
setiap anak dalam setiap generasi memang berbeda, dan setiap generasi mempunyai cara
sendiri dalam mendidik..
mungkin zaman dulu, saat nenek atau papa mama kita masih kecil, dididikan dengan berupa
pukulan dan kekerasan bisa membuat anak menurut, tapi tetap ada kekurangan dari cara
seperti itu..
ketika mereka besar, yang ada hanya rasa trauma dan bahkan ada yang amat membenci hal
itu dan menyalurkannya pada anak atau murid mereka (balas dendam)..
itu konteks yang salah..
anak zaman sekarang tidak mungkin diajarkan dengan cara seperti itu..
anak sekarang membutuhkan perhatian dan komunikasi yang baik..
:')
.
tinggalkan cara lama dalam mendidik anak..
.
kekerasan tak pernah memberi solusi terbaik..
.
sering-seringlah memuji anak,bahkan ketika anak itu nanti beranjak dewasa..
kenali bakatnya..
dukung bakat itu..
jangan pernah katakan kata "jangan" pada anak..
bebaskan mereka memilih apa yang mereka mau..
dengarkan pendapat mereka..
jangan pernah anggap anak bodoh..
luangkan waktu yang banyak untuk anak..
jadiah teman curhat untuk anak..
.
Every child is so special..
setiap anak itu unik :')
.
mari bersama-sama menjadi calon orangtua dan guru yang baik :'

Sabtu, 20 Oktober 2012

Bangkit

-->
“Awal Kebangkitan”
Pada suatu sore, tampak seorang pemuda yang tengah berada diam di taman. Dari raut wajahnya tampak kesedihan, kekecewaan dan frustasi yang berat. Pemuda itu terlihat berjalan dengan langkah gontai dan kepala tertunduk lesu. Sebentar-sebentar pemuda itu merunduk dan menghela nafas panjang. Kegiatan itu diulangnya berkali-kali seakan-akan pemuda tersebut tak tahu lagi apa yang harus dilakukan.
Saat pikirannya sedang menerawang ke awan, tiba-tiba pandangan matanya terpaku pada gerakan seekor laba-laba yang sedang membuat sarangnya diantara ranting sebatang pohon dekat Ia duduk. Dengan perasaan kesal, pemuda itu kemudian iseng mengambil sebatang ranting pohon dan merusak sarang laba-laba yang tak berdosa hingga hancur. Seusai melepas kejengkelannya perhatian pemuda itu teralih sementara untuk mengamati ulah si laba-laba. Dalam pikirannya, pemuda itu ingin tahu, kira-kira apa yang akan dikerjakan oleh laba-laba setelah sarangnya hancur oleh tangan isengnya.? Apakah laba-laba akan lari terbirit-birit, atau ia akan kembali membuat sarangnya ditempat lain.? Rasa penasaran itu rupanya segera mendapat jawaban. Tak lama, si laba-laba tampak kembali ketempatnya semula. Laba-laba itu mengulangi kegiatan yang sama merayap-merajut-melompat. Setiap helai benang dipintalnya dari awal, semakin lama semakin lebar dan tanpa kenal lelah, laba-laba itu kembali menyelesaikan seluruh pembuatan sarang barunya.
Setelah menyaksikan usaha si laba-laba yang sibuk bekerja lagi dengan semangat penuh untuk memperbaiki dan membuat sarang baru, kembali ranting si pemuda beraksi dengan tujuan menghancurkan sarang laba-laba tersebut untuk kedua kalinya. Dengan perasaan puas namun penuh rasa ingin tahu, di amatinya usaha si laba-laba. Apa gerangan yang akan dikerjakannya setelah sarangnya dirusak untuk yang kedua kalinya?.
Ternyata untuk yang ketiga kalinya, si laba-laba mengulangi kegiatannya, kembali merajut sarangnya dari awal lagi. Dengan bersemangat, merayap-merajut-melompat dengan setiap helai benang yang dihasilkan oleh tubuhnya, laba-laba itu memintal membuat sarang sedikit demi sedikit.
Setelah melihat dan mengamati ulah laba-laba tersebut dalam membangun sarang yang telah hancur untuk ketiga kalinya, saat itulah si pemuda mendadak tersadarkan. Tidak peduli sarang laba-laba dirusak dan dihancurkan, sebanyak itu pula laba-laba bangkit membangun sarangnya kembali. Semangat binatang yang kecil, dengan giat bekerja tanpa menyerah, telah menyadarkan si pemuda.
Hal itu menimbulkan perasaan malu pada dirinya. Karena sesungguhnya si pemuda yang berada di taman itu dengan hati dan perasaan gundah, karena dia baru saja mengalami satu kali kegagalan,. Maka segera pemuda tersebut bangkit dan bertekad kuat untuk bekerja lebih giat lagi, semangad dan tanpa putus asa.
Dengan cerita diatas saya berharap tidak ada lagi pemuda-pemuda pemalas, mengeluh dan putus asa. Tetapi muncul pemuda baru dengan semangad laba-laba dan tanpa putus asa terus berjuang dan memberi solusi brilliant.
Salam semangad...
Salam sukses...
“Mas Andrie Wongso, Fosmai dan Abel” (08588 1925 564)